Powered By Blogger

Senin, 03 Desember 2012

PERUBAHAN MATERI PELAJARAN



PERUBAHAN MATERI PELAJARAN

I. PENDAHULUAN
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan yang strategis dalam mencapai kesejahteraan kehidupan manusia. Hingga saat ini keberadaan pendidikan agama islam belum bisa menjadi bagian yang memiliki sumbangsih yang signifikan bagi kesejahteraan manusia.
Tentunya dengan melihat keadaan diatas kita semua bisa menilai bagaimana keberadaan pendidikan agama islam belum memiliki peranan. Semua ini tentunya tidak bisa terlepas dari bagaimana isi materi kurikulum PAI saat ini. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang perubahan materi khususnya PAI.  
II. RUMUSAN MASALAH
A.  Apa permasalahan kurikulum pendidikan agama Islam?
B.   Bagaimana perubahan materi pendidikan agama Islam?
C.   Bagaimana Karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam?
D.  Bagaimana Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam?
E.   Bagaimana konsep kurikulum PAI yang terpadu sebagai sebuah alternatife?
III. PEMBAHASAN
A.    Permasalahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Sebagai salah satu bagian penting dari sistem pendidikan Islam, kurikulum telah ada sejak periode awal keberadaan pendidikan Islam. Sejalan dengan perkembangan pendidikan Islam, khususnya ketika pendidikan islam dilaksanakan dalam bentuk formal, kurikulum pendidikan agama Islam mengalami perkembangan. Ketika Islam memasuki zaman kemundurannya, pandangan terhadap ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan mengalami perubahan dan reduksi. Salah satu perubahan yang sangat mendasar ialah lahirnya pandangan dikotomis, yakni pandangan yang memisahkan ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan keagamaan. Akibatnya adanya pandangan diatas, maka kurikulum lembaga pendidikan islam, khususnya kurikulum pada madrasah-madrasah, pada umumnya hanya berisi ilmu-ilmu keagamaan semata.[1]
Saat ini pendidikan agama Islam menuai berbagai kritik yang tajam karena ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan masyarakat, seperti menghargai kepercayaan keagamaan dan keragaman kultural yang beraneka ragam yang sering melahirkan ketidakharmonisan dan konflik berbau SARA. Sejumlah persoalan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama di lapangan, sehingga peran dan keefektifannya dipertanyakan. Di samping itu, pendidikan agama di sekolah juga dipandang belum mampu menjadi roh atau semangat (spirit) yang mendorong pertumbuhan harmoni kehidupan dalam kehidupan sehari-hari.[2]        

B.     Perubahan materi pendidikan agama Islam
Materi Pelajaran dalam kerangka pencapaian target kurikulum memiliki peran yang strategis dan dapat dikategorikan sebagai guru kedua bagi anak didik sehingga perlu dipersiapkan secara sistematis dan terintegrasi dengan proses pengembangan, perencanaan, dan evaluasi kurikulum dalam berbagai tingkatan lembaga pendidikan.
Materi pendidikan akan mudah diterima oleh subyek didik apabila sesuai dengan fitrahnya, sehingga usaha pendidikan hanya sekedar memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan. Isi pendidikan yang bagaimana yang sesuai dengan fitrah manusia, tidak lain ialah seluruh sejarah islam yang termaktub dalam al-qur’an dan as-sunnah.
Pada dasarnya materi pendidikan Islam yang sumber utamanya adalah Al-qur’an dan sunnah rasulullah adalah ilmu Allah, yang dengan ilmu tersebut diharapkan dapat mengantarkan subyek didik ke tujuan pendidikan yang tertinggi dan terakhir, yaitu :
a.    Ma’rifatullah dan ta’abud ilallah
b.    Mampu berperan sebagai kholifah fil ardli
c.    Memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat[3]
Sistem pendidikan akan melakukan perubahan jika kondisi-kondisi pada suprasistem masyarakat mengalami perubahan. Perubahan materi adalah hal yang normal, dan diharapkan sebagai akibat perubahan dalam lingkungannya. Para spesialis kurikulum bertanggung jawab untuk mencari cara bagaimana melakukan transformasi  materi secara berkesinambungan. Tugas para spesialis kurikulum akan lebih mudah dan lancar jika mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan untuk mengembangkan materi.[4]

C.    Karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam
Kurikulum PAI mempunyai karakteristik yang khas dan unik, terutama dalam bentuk operasional pengembangan dan pelaksanaannya dalam pembelajaran. Karakter tersebut bias diketahui antara lain dari cara guru PAI mengoptimalkan kinerja dalam proses pembelajaran, dan pengelolaan sumber belajar sebagai tenaga professional.
Terkait dengan karakteristik PAI tersebut, Azzumardi menjelaskan bahwa kurikulum PAI mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembanganilmu pengtahuan tersebut atas dasar ibadah kepada Allah yang berlangsung sepanjang hayat.
2.      Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Allah SWT dan masyarakat
3.      Pengakuan adanya potensi dan kemampuan pada diri peserta didik untuk berkembang dalam suatu kepribadian yang utuh.
4.      Tiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk tuhan yang perlu dihormati dan di santuni agar potensi-potensi yang dimilikinya dapat terakumulasi dengan baik.[5]

D.    Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang bahan atau materi kurikulum PAI tentunya sangat erat sekali dengan pertanyaan: apakah yang harus diajarkan dan dipahami oleh siswa?. Dalam melaksanakan pengembangan materi kurikulum PAI  ada beberapa hal yang harus di perhatikan, di antaranya sebagai berikut:
1.      Sumber-sumber materi kurikulum
Isi atau materi kurikulum harus bersumber pada 3 hal sebagai berikut:
a.       Masyarakat beserta budayanya
b.      Siswa
c.       Ilmu pengetahuan
Dalam menentukan isi kurikulum ketiga sumber tadi harus digunakan secara seimbang. Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek dapat mempengaruhi keseimbangan makna pendidikan.
2.      Tahap penyeleksian materi  kurikulum
Tahap penyeleksian materi kurikulum merupakan langkah-langkah yang harus dilaksanakan  oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum. Ada beberapa tahap dalam menyeleksi bahan kurikulum yakni:
a.       Identifikasi kebutuhan (need assesment)
b.      Mendapatkan bahan kurikulum(assess the curriculum materials )
c.       Analisis bahan(analyze the materials)
d.      Menilai bahan kurikulum(appraisal of curriculum materials)
e.       Membuat keputusan mengadopsi bahan(make an adoption decision)
3.      Kriteria penetapan materi kurikulum
Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menetapkan materi kurikulum baik khususnya ditinjau dari sudut siswa, yakni:
a.       Tingkat kematangan siswa
b.      Tingkat pengalaman anak
c.       Tarap kesulitan materi[6]

E.     Konsep kurikulum PAI terpadu sebagai sebuah alternative
1.      Konsep iptek dan imtaq
Istilah “iptek” dan “imtaq” merupakan dua istilah yang merupakan singkatan dari “ilmu pengetahuan dan teknologi” dan “iman taqwa”. Iptek adalah paduan antara ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi. Sains dan teknologi merupakan dua sejoli yang tak terpisahkan. Sains merupakan sumber teknologi dan teknologi merupakan aplikasi sains. Sain adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus para pakar. Sedangkan teknologi adalah sebagai himpunan pengetahuan terapan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains dalam kegiatan yang produktif ekonomis.
Istilah imtaq adalah gambaran karakteristik nilai-nilai keagamaan (keislaman) yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Imtaq merupakan urusan yang sarat akan nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari Al-quran dan Hadis.
Berkaitan dengan jenis pengetahuan ini, Islam tidak memamndangnya sebagai dua bidang yang terpisah, karena keduanya berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah swt. Pengetahuan dalam bentuk imtaq adalah pengetahuan yang bersumber langsung dari Allah swt dalam bentuk wahyu yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw. Sebagai Rasulnya. Sedangkan pengetahuan dalam bentuk iptek pada dasarnya juga berasala dari Allah swt. Yang didapat manusia melalui alam, akal/nalar manusia yang diciptakan oleh Allah swt.
Berangkat dari konsep imtaq, maka dalam konteks praktek pendidikan Islam, telah terdapat dua jenis pengetahuan yang diberikan yaitu, ilmu pengetahuan yang langsung berasal dari Allah yang disebut ilmu pengetahuan imtaq atau pendidikan agama islam dan pengetahuan yang berasal dari akal/nalar manusia dan alam yang disebut juga mata pelajaran umum. Dalam kontek kurikulum dan pembelajaran secara formal di Madrasah, iptek diwakili oleh mata pelajaran umum seperti: biologi, fisika, kimia, matematika, dll. Sedangkan imtaq diwakili oleh mata pelajaran pendidikan agama Islam, yakni: akidah akhlak, fikih, al-quran hadis dan sejarah kebudayaan Islam.[7]
2.      Konsep keterpaduan iptek dan imtaq
Dasar utama konsep keterpaduan iptek dan imtaq dalam ajaran Islam, utamanya telah ditunjukkan dalam al-quran, yakni pernyataan akan sifat pengetahuan yang holistic atau utuh.
Konsep keutuhan atau keterpaduan pengetahuan dalam Islam itu disebut pandangan dunia Islam, yaitu tauhid yang berimplikasi pada konsep monistik dalam ilmu pengetahuan. Menurut islam khususnya dalam al-quran bahwa pengetahuan manusia semuanya bersumber dari Tuhan.
Berdasarkan konsep dasar Islam tentang pengetahuan, maka dalam konteks praktek pendidikan Islam, telah terdapat dua jenis ilmu, yakni ilmu yang berasal dari Tuhan dan ilmu yang berasal dari alam, akal/nalar dan sejarah manusia.  Ilmu yang pertama tidak diragukan kebenaran dan pemakainannya, sedangkan ilmu yang kedua harus diuji dan diverifikasi kebenarannya berdasarkan konsep dan nilai Islam.[8]

IV. KESIMPULAN
Salah satu permasalahan yang sangat mendasar ialah lahirnya pandangan dikotomis, yakni pandangan yang memisahkan ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan keagamaan. Akibatnya adanya pandangan diatas, maka kurikulum lembaga pendidikan Islam, khususnya kurikulum pada madrasah-madrasah, pada umumnya hanya berisi ilmu-ilmu keagamaan semata.
Terkait dengan karakteristik PAI tersebut, Azzumardi menjelaskan bahwa kurikulum PAI mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a)      Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembanganilmu pengtahuan tersebut atas dasar ibadah kepada Allah yang berlangsung sepanjang hayat.
b)      Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Allah SWT dan masyarakat
c)      Pengakuan adanya potensi dan kemampuan pada diri peserta didik untuk berkembang dalam suatu kepribadian yang utuh.
d)     Tiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk tuhan yang perlu dihormati dan di santuni agar potensi-potensi yang dimilikinya dapat terakumulasi dengan baik.
Dalam melaksanakan pengembangan materi kurikulum PAI  ada beberapa hal yang harus di perhatikan, di antaranya sebagai berikut:
·         Sumber-sumber materi kurikulum
·         Tahap penyeleksian materi  kurikulum
·         Kriteria penetapan materi kurikulum
Berkaitan dengan iptek dan imtaq, Islam tidak memandangnya sebagai dua bidang yang terpisah, karena keduanya berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah swt. Pengetahuan dalam bentuk imtaq adalah pengetahuan yang bersumber langsung dari Allah swt dalam bentuk wahyu yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw. Sebagai Rasulnya. Sedangkan pengetahuan dalam bentuk iptek pada dasarnya juga berasala dari Allah swt. Yang didapat manusia melalui alam, akal/nalar manusia yang diciptakan oleh Allah swt.
Dasar utama konsep keterpaduan iptek dan imtaq dalam ajaran Islam, utamanya telah ditunjukkan dalam al-quran, yakni pernyataan akan sifat pengetahuan yang holistic atau utuh. Konsep keutuhan atau keterpaduan pengetahuan dalam Islam itu disebut pandangan dunia Islam, yaitu tauhid yang berimplikasi pada konsep monistik dalam ilmu pengetahuan. Menurut islam khususnya dalam al-quran bahwa pengetahuan manusia semuanya bersumber dari Tuhan.

V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Tentunya makalah ini masih  jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan runtuk memperbaiki makalah ini, kami juga minta maaf apabila ada penulisan, ulasan yang salah ,  kurang, dan  penyampaian atau presentasi yang kurang maksimal.












DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Max. Hand Out Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Semarang: FIP. 1995.
Raharjo, Rahmat. Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Magnum Pustaka. 2010.
Sabda, Syaifuddin. Model Kurikulum Terpadu IPTEK & IMTAQ. Jakarta: Quantum Teaching. 2006.
 Sanjaya, Wina. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. 2010. [1]


[1] Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu IPTEK & IMTAQ, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006), hlm. 1-3.
[2] Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010), h;lm.1-2
[3] Pidato pengukuhan guru besar bidang sejarah dan kebudayaan islam Prof. Dr. H. Abdurrahman Mas’ud, M.A, Ph. D. tanggal 20 maret 2004, Membuka Lembaran Baru Dialog Islam-barat: Telaah Teologis-Historis, hlm. 40-44.
[4] Max Darsono, Hand Out Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum, (Semarang: FIP, 1995), hlm. 12.
[5] Rahmad Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, hlm. 38
[6] Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 55-56.
[7] Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu IPTEK & IMTAQ, hlm. 31-34.

[8] Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu IPTEK & IMTAQ, hlm. 35-37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar