Menjadi seorang guru adalah tugas yang mulia.
Jika aku menjadi guru, aku akan
menjelajah dan mencari tahu gaya belajar siswa-siswaku. Lalu aku masuk dalam
dunianya, sehingga tidak ada lagi bidang studi yang sulit, semuanya
menyenangkan dan tidak tegang serta menjadi momok bagi mereka. Aku harus menciptakan
kondisi bahwa mereka membutuhkan sebuah informasi dan aku adalah pemberi
informasi. Aku akan berusaha sekuat mungkin menjelaskan kepada mereka apa
manfaatnya pelajaran ini bagi kita semua. Aku akan menghindari penjelasan yang
abstrak kepada mereka. Untuk itu aku juga harus menjadi makhluk yang tak boleh
berhenti untuk belajar.
Disamping itu
aku akan selalu megontrol siswa-siawaku sampai seberapa pemahaman mereka
tentang apa yang aku jelaskan pada mereka ataukah belum paham. Kalu sudah
paham, maka aku akan tingkatkan materinya dan mengevaluasinya lagi, namun bila
belum paham maka aku akan menjelaskan kembali dan mentraining mereka lagi,
sampai mereka paham dan mengerti. Aku akan menjadi seorang guru dan teman bagi
mereka namun, tapi tetap bersahaja.
Tak hanya
dalam hal pelajaran tapi aku juga akan memberikan pembinaan dan mengontrol
akhlak mereka, pergaulan mereka. Di sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakatnya.
Aku juga akan
membuat fokum diskusi untuk mereka, tentang pengajaran yang ku lakukan, cara
penyampaian, metode, apakah sudah baik, atau perlu diganti. Dan juga membahas
kesulitan-kesulitan mereka, rencana liburan dll.
Ketika ada
perlombaan, terutama yang berhubungan dengan bidang yang ku ajar, aku akan senantiasa
menemani mereka untuk belajar dan latihan serta memotivasi dan memberi semangat
pada mereka. Baik yang ikut lomba ataupun yang tidak, baik nantinya menang atau
kalah. Semua akan aku buat menyenangkan, dan akan aku beri penjelasan pada
mereka bahwa “berprestasi itu menyenagkan”.
Karena aku
nantinya guru dibidang agama, aku juga akan mengonrol mereka dalam hal
pengalaman pelajaran yang mereka terima dalam hal ibadah sehari-hari. Aku juga
sebagai tauladan mereka. Dan apabila diantara muridku ada yang belum bisa
mengaji atau belum lancer mmbaca al-quran, aku akan ajari mereka entah itu di
sekolahan ketika jam pelajaran atau diluar jam pelajaran. Bahkan kalu perlu dan
bila mereka mau, dirumahpun saya mau dan senang sekali.
Jika aku
menjadi kepala sekolah, aku akan memimpin sekolah dengan paradigma pendidikan
yang benar, menomorsatukan akhlak, bukan nilai-nilai kognitif yang diperoleh
dengan tidak jujur. Aku tidak akan bangga dengan nilai-nilai siswaku pada ujian
nasional yang tinggi, padahal itu didapat dari ketidak jujuran. Aku harus
menghormati dua hal penting yaitu kewenangan dan tugas. Aku berusaha menjadi
pemimpin dari guru-guru tidak dengan memaksa mereka untuk menuruti kemauanku.
Apalagi kemauan pribadi. Aku harus memberikan tauladan kebaikan kepada
guru-guru dan siswa-siswa.
Jika aku
kepala sekolah, dalam bertuturkata aku harus baik, harus senang bertemu dan
menyapa yang lain atau disapa yang lainnya, aku harus mengetahui data detail
tentang guru-guru dan karyawan. Aku juga akan sempatkan bersilaturahmi ke rumah
guru-guru dan karyawan pada waktu senggang. Setiap hari aku harus mengetahui
posisi di setiap kelas pada setiap jam berjalan dengan baik. Aku harus memahami
kondisi guru-guru, memberi obat bagi yang sakit dan memberikan apresiasi bagi
yang sehat, terutama dalam mengajar.
Jika aku
kepala sekolah, aku akan senantiasa memberi dukungan dan apresiasi pada
siswa-siswaku untuk senantiasa berprestasi dan juga untuk guru-guru.
Jika aku
kepala sekolah, aku harus punya cara bagaimana mempersilahkan orang-orang
kebanyakan masuk rumah sekolahku untuk menjadi guru dan mana yang hanya boleh
mengintip dari jendela saja. Aku juga, terkadang harus bisa menjadi guru,
karyawan TU, petugas keamanan dan office boy.
Jika aku
kepala sekolah, aku akan mencari dana untuk memperbaiki dan melengkapi sarana
dan prasarana sekolah, dari gedung dan isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar