Powered By Blogger

Kamis, 13 Desember 2012

GURU



Menjadi seorang guru adalah tugas yang mulia. 


Jika aku menjadi guru, aku akan menjelajah dan mencari tahu gaya belajar siswa-siswaku. Lalu aku masuk dalam dunianya, sehingga tidak ada lagi bidang studi yang sulit, semuanya menyenangkan dan tidak tegang serta menjadi momok bagi mereka. Aku harus menciptakan kondisi bahwa mereka membutuhkan sebuah informasi dan aku adalah pemberi informasi. Aku akan berusaha sekuat mungkin menjelaskan kepada mereka apa manfaatnya pelajaran ini bagi kita semua. Aku akan menghindari penjelasan yang abstrak kepada mereka. Untuk itu aku juga harus menjadi makhluk yang tak boleh berhenti untuk belajar.
Disamping itu aku akan selalu megontrol siswa-siawaku sampai seberapa pemahaman mereka tentang apa yang aku jelaskan pada mereka ataukah belum paham. Kalu sudah paham, maka aku akan tingkatkan materinya dan mengevaluasinya lagi, namun bila belum paham maka aku akan menjelaskan kembali dan mentraining mereka lagi, sampai mereka paham dan mengerti. Aku akan menjadi seorang guru dan teman bagi mereka namun, tapi tetap bersahaja.
Tak hanya dalam hal pelajaran tapi aku juga akan memberikan pembinaan dan mengontrol akhlak mereka, pergaulan mereka. Di sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakatnya.
Aku juga akan membuat fokum diskusi untuk mereka, tentang pengajaran yang ku lakukan, cara penyampaian, metode, apakah sudah baik, atau perlu diganti. Dan juga membahas kesulitan-kesulitan mereka, rencana liburan dll.
Ketika ada perlombaan, terutama yang berhubungan dengan bidang yang ku ajar, aku akan senantiasa menemani mereka untuk belajar dan latihan serta memotivasi dan memberi semangat pada mereka. Baik yang ikut lomba ataupun yang tidak, baik nantinya menang atau kalah. Semua akan aku buat menyenangkan, dan akan aku beri penjelasan pada mereka bahwa “berprestasi itu menyenagkan”.  
Karena aku nantinya guru dibidang agama, aku juga akan mengonrol mereka dalam hal pengalaman pelajaran yang mereka terima dalam hal ibadah sehari-hari. Aku juga sebagai tauladan mereka. Dan apabila diantara muridku ada yang belum bisa mengaji atau belum lancer mmbaca al-quran, aku akan ajari mereka entah itu di sekolahan ketika jam pelajaran atau diluar jam pelajaran. Bahkan kalu perlu dan bila mereka mau, dirumahpun saya mau dan senang sekali.
Jika aku menjadi kepala sekolah, aku akan memimpin sekolah dengan paradigma pendidikan yang benar, menomorsatukan akhlak, bukan nilai-nilai kognitif yang diperoleh dengan tidak jujur. Aku tidak akan bangga dengan nilai-nilai siswaku pada ujian nasional yang tinggi, padahal itu didapat dari ketidak jujuran. Aku harus menghormati dua hal penting yaitu kewenangan dan tugas. Aku berusaha menjadi pemimpin dari guru-guru tidak dengan memaksa mereka untuk menuruti kemauanku. Apalagi kemauan pribadi. Aku harus memberikan tauladan kebaikan kepada guru-guru dan siswa-siswa.
Jika aku kepala sekolah, dalam bertuturkata aku harus baik, harus senang bertemu dan menyapa yang lain atau disapa yang lainnya, aku harus mengetahui data detail tentang guru-guru dan karyawan. Aku juga akan sempatkan bersilaturahmi ke rumah guru-guru dan karyawan pada waktu senggang. Setiap hari aku harus mengetahui posisi di setiap kelas pada setiap jam berjalan dengan baik. Aku harus memahami kondisi guru-guru, memberi obat bagi yang sakit dan memberikan apresiasi bagi yang sehat, terutama dalam mengajar.
Jika aku kepala sekolah, aku akan senantiasa memberi dukungan dan apresiasi pada siswa-siswaku untuk senantiasa berprestasi dan juga untuk guru-guru.
Jika aku kepala sekolah, aku harus punya cara bagaimana mempersilahkan orang-orang kebanyakan masuk rumah sekolahku untuk menjadi guru dan mana yang hanya boleh mengintip dari jendela saja. Aku juga, terkadang harus bisa menjadi guru, karyawan TU, petugas keamanan dan office boy.
Jika aku kepala sekolah, aku akan mencari dana untuk memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah, dari gedung dan isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar