Sejarah, Pengertian dan
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
1.
Sejarah
Sosiologi Pendidikan
Kata
atau istilah ”sosiologi” pertama-tama muncul dalam salah satu jilid karya tulis
Auguste Comte (1978 – 1857) yaitu di dalam tulisannya yang berjudul ”Cours
de philosophie Positive.” Oleh Comte, istilah sosiologi tersebut disarankan
sebagai nama dari suatu disiplin yang mempelajari ”masyarakat” secara ilmiah.
Dan
bidang kajian sosiologi pendidikan sendiri, berangkat dari keinginan para
sosiologi untuk meyumbangkan pemikirannya bagi pemecahan masalah pendidikan.
Dalam pandangan mereka, pada saat itu sosiologi pendidikan diasosiakan dengan konsep
”Educational Sociology.”
Dalam
perkembangannya, pada tahun 1914 sebanyak 16 lembaga pendidikan menyajikan mata
kuliah ”Educational Sociology” pada periode berikutnya, muncul berbagai
buku yang memuat bahasan mengenai ”Educational Sociology,” termasuk juga
berbagai konsep tentang hubungan antara sosiologi dengan pendidikan.
Selama
puluhan tahun pertama, perkembangan sosiologi pendidikan berjalan lamban.
Perkembangan signifikan sosiologi pendidikan ditandai dengan diangkatnya Sir
Fred Clarke sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Kependidikan di London pada
tahun 1937. Clarke menganggap sosiologi mampu menyumbangkan pemikiran bagi
bidang pendidikan.
Adapun
perkembangan sosiologi di Indonesia diawali hanya sebagai ilmu pembantu belaka,
namun seiring timbulnya perguruan tinggi dana kesadaran bahwa sosiologi sangat
penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang maka
sosiologi yang salah satunya adalah sosiologi pendidikan menempati tempat yang
penting dalam daftar kuliah di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
2.
Pengertian
Sosiologi Pendidikan
a.
Sosiologi
Secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin
“socius” dan kata Yunani “logos”. “Socius” berarti kawan,
sahabat, sekutu, rekan, masyarakat. “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
b.
Pendidikan
Paedegogic berasal dari bahasa
Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan ”again”
diterjemahkan membimbing. Jadi, pendidikan ialah suatu kegiatan yang secara
sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang
dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus.
c.
Sosiologi
Pendidikan
R.J. Stalcup mengemukakan bahwa sociology of
education merupakan suatu analisis terhadap proses-proses sosiologis yang
berlangsung dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah telaahnya pada
lembaga pendidikan itu sendiri.
Menurut George Payne, yang kerap disebut bapak
Sosiologi pendidikan, secara spesifik memandang sosiologi pendidikan sebagai
studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segala segi ilmu
yang dterapkan. Baginya, sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala
sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat dikenakan sosiologis. Tetapi juga memberikan
guru-guru, para peneliti yang efektif dalam sosiologi yang dapat memberikan
sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.
Jadi, sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika,
masalah-masalah pendidikan ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui
analisis atau pendekatan sosiologis.
3.
Ruang
Lingkup Sosiologi Pendidikan
Dalam
hubungan ini, Nasution (2004:6-7), mengemukakan ruang lingkup sosiologi
pendidikan meliputi pokok-pokok berikut ini:
1.
Hubungan sistem
pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
·
Hubungan pendidikan
dengan sistem sosial atau struktur social
·
Hubungan antara
sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
·
Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan
·
Fungsi sistem
pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan
status quo.
2.
Hubugan antar
manusia di dalam Sekolah
·
Pola interaksi
sosial dan stuktur masyarakat Sekolah
·
Pengaruh Sekolah
terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak disekolah / lembaga pendidikan
·
Peranan sosial
guru / tenaga pendidikan
·
Hakikat kepribadian
guru / tenaga pendidikan
·
Fungsi Sekolah /
lembaga pendidikan dalam sosial murid / peserta didik.
3.
Hubungan lembaga
pendidikan dalam masyarakat
·
Pengaruh
masyakarat atas organisasi Sekolah /lembaga pendidikan
·
Analisis proses
pendidikan yang terdapat dalam sistematis sosial dalam masyarakat luar sekolah.
·
Hubungan antara
Sekolah dan masyarakat pendidikan.
·
Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam masyarakat yang berkaitan dengan organisasi
Sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta
integrasinya di dalam kehidupan masyarakat.
Sejarah, Pengertian dan
Ruang Lingkup Antroplogi Pendidikan
1.
Sejarah
Antropologi Pendidikan
Sejarah
tentang antroplogi pendidikan tidak bisa kita pisahkan dari perkembangan ilmu
antropologi itu sendiri, karena antropologi pendidikan merupakan bagian dari
antroplogi.
Antroplogi
sebagai sebuah ilmu mengalami tahapan-tahapan dalam dalam perkembangannya.
Koentjaraningrat (1986:1-5) membaginya ke dalam 4 tahap, yaitu:
- Tahap pertama, ditandai dengan tulisan tangan bangsa Eropa yang melakukan penjajahan di benua Afrika, Asia, dan Amerika pada akhir abad ke-15. Tulisan itu merupakan deskripsi keadaan bangsa-bangsa yang mereka singgahi, mencakup adat istiadat, suku, susunan masyarakat, bahasa, dan ciri-ciri fisik.
- Tahap kedua, mereka menginginkan tulisan atau deskripsi yang tersebar itu dikumpulkan jadi satu dan diterbitkan. Isinya disusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat, yaitu masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat, dari tingkat rendah sampai tingkat tertinggi. Dari sinilah bangsa-bangsa digolongkan menurut tingkat evolusinya. Sekitar tahun 1860, terbit karangan yang mengaklasifikasikan berbagai kebudayaan tingkat evolusinya. Dengan demikian pada tahap kedua ini, antroplogi telah bersifat akademis.
- Tahap ke tiga, antropologi menjadi ilmu yang praktis. Pada tahap ini, antropologi mempalajari masyarakat jajahan demi kepentingan kolonial. Hal ini berlangsung sekitar awal abad ke-20. Pada abad ini, antropologi semakin penting untuk mengukuhkan dominasi bangsa-bangsa Eropa Barat di daerah jajahannya. Dengan antropologi, bangsa Eropa mempelajari dan tahu bagaimana menghadapi masyarakat daerah jajahannya.
- Tahap ke empat, antropologi berkembang sangat luas, baik dalam akurasi bahan pengetahuanya maupun ketajaman metode-metode ilmiahnya. Hal ini berlangsung sekitar pertengahan abad ke-20. Sasaran penelitian antropologi di masa ini bukan lagi suku bangsa primitiv dan bangsa Eropa Barat, tapi beralih pada penduduk pedesaan, baik mengenai keanekaragaman fisik, masyarakat, maupun kebudayaannya termasuk suku bangsa di daerah pedesaan di Amerika dan Eropa Barat itu sendiri, peralihan sasaran penelitian itu terutama disebabkan oleh munculnya ketidaksenangan terhadap penjajahan dan makin berkurangnya masyarakat yang dianggap primitiv.
Di
Indonesia, sebagai negara yanag sedang membangun, sangat diperlukan pengenalan
kondisi yang lebih baik dan lebih lengkap agar pembangunan yang diberlakukan
tidak menimbulkan kesenjangan dengan kondisi yang sejatinya. Antropologi
pendidikan sering sejalan dengan perkembangan tersebut. Dewasa ini antropologi
pendidikan sendiri atau bersama-sama dengan sosiologi pendidikan, menjadi mata
kuliah wajib di lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
2.
Pengertian
Antropologi Pendidikan
a.
Antroplogi
Antropologi berasal dari kata Yunani ”antrophos”
yang berarti ”manusia” dan ”logos” yang berarti ”ilmu”. Jadi antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk
masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu
yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna,
bentuk pada fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
b.
Pendidikan
Ngalim Purwanto (1995:11) menyatakan bahwa
pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Esensi dari pendidikan itu sendiri ialah pengalihan
(transmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan, ide-ide dan nilai-nilai spiritual
serta estetika) dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda
setiap masyarakat atau bangsa.
c.
Antropologi
Pendidikan
Antropologi pendidikan merupakan sebuah kajian
sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan dalam perspektif budaya,
tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropologi terhadap pendidikan dan
asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan.
Menurut Shomad (2009:1), antropologi pendidikan
mengkaji penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropolog
serta pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau
masyarakat. Dengan demikian, antropologi pendidikan bukan menghasilkan
ahli-ahli antropologi melainkan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
pendidikan melalui perspektif antropologi.
3.
Ruang
Lingkup Antropologi Pendidikan
Ralphlinton
dalam Shomad (2009:3) menganggap kebudayaan adalah warisan sosial. Warisan
sosial tersebut mempunyai dua fungsi. Yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat
dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Shomad
(2009:3-4), menjelaskan implementasi pendidikan sebagai penyesuaian diri dengan
masyarakat, lingkungan dan kebudayaan sebagai bentuk ruang lingkup antroplogi
pendidikan berlangsung dalam proses:
a.
Proses Sosialisasi:
Proses
ini dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi berinteraksi dengan orang-orang
disekitarnya, hingga terjadi komunikasi timbal balik dan seterusnya hingga ia
tumbuh dan berkembang.
b.
Proses Enkulturasi
Enkulturasi,
artinya pembudayaan. Yang dimaksud adalah proses pembudayaan anak agar menjadi
manusia berbudaya. Dalam proses ini yaitu sistem norma atau aturan-aturan
mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus.
c.
Proses
Internalisasi
Proses
internalisasi yaitu proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial
(pengetahuan budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku
sehari-hari selama hayat masih dikandung badan. Dalam proses ini kita
mendapatkan adanya perbedaan pada masing-masing individu berupa perbedaan
kepribadian dan pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar