PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS
BELAJAR (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS IV PADA MATERI SHALAT DAN RUKUN - RUKUN SHALAT
DI SDN 1 KALIORI PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUDARNO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di era modern sekarang, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta menyentuh pada semua aspek
kehidupan manusia tak terkecuali di bidang pendidikan dan pengajaran. Pemerintah
dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah
telah mengusahakan peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan
dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi. Di antaranya adalah penyempurnaan
kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984, kemudian disempurnakan lagi menjadi
kurikulum 1994 dan seterusnya hingga saat ini muncul kurikulum 2006. Selain
itu, dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan dengan ketetapan MPR
No IV/MPR/1978, pada bagian agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dinyatakan antara lain:
Pendidikan sangat penting dan harus
dimengerti oleh semua umat manusia terutama dalam rangka mewujudkan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional:
“Pendidikan nasional berdasarkan pancasila
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, disiplin , bekerja keras, tanggung jawab, cerdas, terampil,
sehat jasmani dan rohani.”[1]
Dengan pembangunan manusia seutuhnya di
Indonesia menghendaki keselarasan antar bangsa, serta keselarasan kehidupan di
dunia dan kehidupan di akhirat. Hal ini kita dapat lihat dengan fenomena yang
ada, apabila terlalu mementingkan kehidupan di dunia maka akan lupa kehidupan
kita kelak yaitu kehidupan akhirat. Begitu juga sebaliknya, apabila kita
terlalu mementingkan kehidupan akhirat yang akhirnya mengabaikan kehidupan
dunia juga kurang baik. Dari itu perlu keseimbangan kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat sesuai dengan harapan bangsa di dalam membangun dan
menciptakan manusia seutuhnya.
Dalam peningkatan mutu pendidikan pemerintah
selalu berusaha semaksimal mungkin untuk terbentuknya pendidikan yang
berkualitas, pendidikan yang mampu berperan dalam persaingan global di era masa
kini. Salah satu bentuk konkrit usaha pemerintah tersebut dengan mengadakan penataran
guru-guru bidang studi, pengadaan buku-buku paket, dan menambah sarana dan
prasarana untuk kegiatan proses belajar mengajar. Mengajar pada hakikatnya
adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, proses memberikan, bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.3 Sedangkan
pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap
individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu. Proses
belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa
belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi
edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa
baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.[2]
SDN 1 Kaliori sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa
yang diharapkan mampu menjadi seorang yang multidimensi yang berlandaskan agama.
Usaha untuk seperti itu banyak dilakukan oleh lembaga terkait, seperti pemenuhan
sarana prasarana, media pembelajaran dan guru yang profesional dengan harapan
akan mampu menciptakan pengelolaan pembelajaran dengan baik, yang pada akhirnya
akan menjadikan lembaga yang berkualitas.
Namun selain itu, banyak
permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah. Seperti,
rendahnya prestasi belajar siswa, malas belajar, dan tidak terlalu mementingkan
sekolah, mereka lebih memilih bermain dari pada harus belajar. Permasalahan seperti itu rata-rata
dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Hal itu yang kemudian menjadi tanggungjawab
pihak sekolah dan guru untuk selalu memperbaiki keadaan tersebut, agar siswa
mampu menjadi manusia yang berpengetahuan dan bermoral tinggi yang berlandaskan
agama.
Jika diteliti, permasalahan-permasalahan tersebut
muncul dari keseharian siswa di kelas. Di SDN 1 Kaliori tempat penelitian ini banyak sekali ditemukan
permasalahan. Seperti dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada pelajaran
ini, siswa kurang antusias dan kurang peduli terhadap apa yang disampaikan
guru, mereka lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar,
bicara sendiri dengan teman di dekatnya. Hal itu tentu sangat mengganggu dan
tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Dalam
kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap prestasi atau
hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas
lembaga akan menjadi menurun, karena salah satu indikator keberhasilan lembaga
adalah mampu mencetak lulusan yang baik, sesuai dengan yang diharapkan oleh
lembaga tersebut.
Metode dalam proses belajar mengajar
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan dengan
sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum guru menentukan dan
memilih metode mengajar yang tepat. Apabila guru dalam memilih metode mengajar
kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan yang akan digunakan dalam
mengajar.[3]
Menurut Arifin, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam penyampaian materi pelajaran
yang tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, status materi pelajaran tidak akan
dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar
menuju tujuan pendidikan.[4]
Selain itu guru dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode
dengan harapan guru tidak hanya menguasai secara teori tetapi guru dituntut
memilih metode yang tepat untuk mengoperasionalkan dalam proses belajar
mengajar dengan baik. Jadi guru dituntut untuk benar-benar mengetahui dan
mengerti metode yang cocok dalam proses belajar mengajar, yang disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan siswa. Dan akhirnya pendidikan bisa mencapai tujuan yang diinginkan serta
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam proses belajar mengajar metode
demonstrasi mutlak digunakan, karena seorang guru tidak hanya mengandalkan
informasi ilmu, tanpa hasil yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ada. Guru
yang profesional akan menuntut suatu hubungan integral antara keselarasan
materi dan praktek yang sudah dijelaskan oleh guru terhadap siswa. Guru akan
mengetahui sejauh mana siswa bisa mempraktekkan atau mendemonstrasikan materi
yang telah diberikan sehingga siswa dapat mengaplikasikan sikapnya dalam
kehidupan.
Menurut Daradjat metode demonstrasi itu
sendiri adalah metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik. Jadi metode demonstrasi, guru dan murid memperlihatkan kepada seluruh
anggota kelas tentang suatu proses,
misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.[5]
Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi
siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa
menyebar, yang berarti ada prestasi belajar siswa itu tinggi dan ada pula yang
rendah. Dengan bervariasinya prestasi belajar siswa akan memotivasi guru untuk
mengupayakan peningkatan prestasi belajar siswa dengan berbagai macam cara.
Pada peningkatan prestasi belajar siswa
bukan hanya peran guru yang dibutuhkan tetapi siswa sendirilah yang dituntut
peran aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal yang penting dimiliki
oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya adalah penguasaan bahan
pelajaran. Siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran akan mempunyai nilai
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih menguasai bahan
pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya aktifitas dari
siswa yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu yakni memahami,
mengaplikasikan, dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Pada kenyataannya pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD masih sebatas menyampaikan tentang keagamaan kepada siswa.
Dengan penerapan metode demonstrasi dan resitasi pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi siswa dan mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa . Berdasarkan fenomena di atas sebagai
gambaran problematika maka di sini penulis tertarik untuk mengangkat judul “PENERAPAN
METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV
PADA MATERI SHALAT DAN RUKUN - RUKUN
SHALAT DI SDN 1 KALIORI PURBALINGGA”.
B. Rumusan
Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut,
peneliti menemukan suatu masalah yang perlu dibahas, yaitu: Bagaimana penerapan
metode demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
kelas IV di SDN 1 Kaliori Purbalingga?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas,
maka peneliti ini bertujuan untuk: Mengetahui apakah penerapan metode
demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajarans Pendidikan Agama Islam kelas V Di
SDN 1 Kaliori Purbalingga.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil dan penelitian ini
diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kaliori Purbalingga.
Adapun secara detail kegunaan
tersebut di antaranya :
1.
Bagi siswa
Dengan penerapan metode
demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) siswa dapat
mengembangkan kreatifitas, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian dalam
belajar di luar pengawasan guru.
2.
Bagi guru
Penerapan metode ini dapat
membantu para guru atau peneliti dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam agar
para siswa memiliki semangat dalam mempraktekkan pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan meningkatkan prestasi belajar serta untuk lebih giat dalam belajar.
3.
Lembaga sekolah
Penerapan metode ini, diharapkan
dapat menjadi acuan untuk lembaga atau sekolah dalam kaitannya siswa untuk
dapat menerapkan pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengembang kurikulum
Dalam penerapan metode ini diharapkan bagi
pengembang kurikulum untuk lebih memberikan kebijakan dalam pengajaran Pendidikan
Agama Islam terutama yang berhubungan dengan praktek.
5.
Khasanah ilmu
Dengan adanya metode ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam menerapkan ajaran-ajaran Islam, khususnya dalam
bidang Pendidikan Agama Islam yang berhubungan dengan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
E.
Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Ini memuat pendahuluan yang berisi
tentang latar berlakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Ini memuat kajian-kajian pustaka
yang akan dibahas berupa topik-topik pembahasan.
BAB III : Ini merupakan metode Penelitian
yang digunakan dalam penelitian skripsi
ini yang terdiri dari: (a). Pendekatan jenis penelitian (b). Lokasi penelitian
(c). Kehadiran peneliti.(d). Sumber
data (e). Metode
pengumpulan data (f). Teknik Analisis data.(g). Langkah-langkah penelitian
BAB IV : Merupakan paparan hasil
penelitian yang meliputi: (a). Latar belakang obyek (b). Paparan data.
BAB V :
Paparan hasil penelitian
BAB VI
Penutup yang meliputi: (a). Kesimpulan, (b). Saran
[1] UUSPN: undang-undang pendidikan nasional
[2]
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1984. hlm:29
[3] Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan
Agama Islam, Surabaya, Usaha Nasional, 1983. hlm:79
[4] Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta, Bumi Askara 2006. hlm:25
[5] Daradjat, Zakiah, dkk. Op.Cit.
hlm:296
Tidak ada komentar:
Posting Komentar