Powered By Blogger

Rabu, 28 November 2012

CONTOH PROPOSAL PTK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEYAKINAN HARI AKHIR MELALUI MEDIA LCD BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI GUNUNGSARI 3 BUMIAJI KOTA BATU


Disusun oleh :
ERNAZ SISWANTO, S.Pd


I. JUDUL
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEYAKINAN HARI AKHIR MELALUI MEDIA LCD BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI GUNUNGSARI 3 BUMIAJI KOTA BATU


II. BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Agama Islam dengan pemanfaatan media LCD

III. PENDAHULUAN
Faktor terpenting di dalam peningkatan kuantitas dan kualitas pengajaran adalah guru. Hal ini menuntut perubahan-peruubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah penggunaan media LCD dapat meningkatkan pemahaman konsep keyakinan hari akhir bagi siswa kelas VI SDN Gunungsari 3 Bumiaji Kota Batu?

2. Pemecahan Masalah
Filsafat cina mengatakan: “engkau mendengar engkau lupa, engkau melihat engkau ingat, engkau melakukan engkau mengerti.” Pepatah cina ini sangatlah terkenal di dunia pendidikan. Dengan pemanfaatan LCD dan penggunaan metode tugas akan mengaktifkan tiga gaya belajar siswa yang meliputi audio, visual, dan kinetis. Hal ini tentu saja akan mampu mengkondisikan siswa memiliki motivasi.
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
3. Hipotesis
Hipotensi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
“melalui penggunaan media LCD dapat meningkatkan pemahaman konsep keyakinan hari akhir bagi siswa kelas VI SDN Gunungsari 3 Bumiaji Kota Batu”


V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk meningkatkan pemahaman konsep keyakinan hari akhir bagi siswa kelas VI SDN Gunungsari 3 Bumiaji Kota Batu”



VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agama islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama islam.

VII. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14)

B. Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
C. Pengajaran metode tugas
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
D. Prestasi Belajar.
Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
Rencana Penelitian
1. Subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 Gunungsari kecamatan Bumiaji, Kota Batu jumlah siswa 31 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penelitian tersebut di mana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti tugas kelompok dan individu.
2. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di Negeri 3 Gunungsari kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan Oktober s.d November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2010/2011.
4. Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.
2. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
b. Siklus II ( sama dengan I )
c. Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

IX. JADWAL PENELITIAN

No KEGIATAN MINGGU KE……..
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Proses pembelajaran
3 Evaluasi
4 Pengumpulan Data
5 Analisis Data
6 Penyusunan Hasil
7 Pelaporan Hasil


X. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1. Fotocopy Naskah : Rp
2. Kertas folio 1 pack : Rp
3. jilid buku : Rp
4. Rental Komputer : Rp
5. lain – lain : Rp
JUMLAH : Rp
XI. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
1. Nama : ERNAZ SISWANTO, S.Pd
NIP : 19840303 200903 1 006
Pekerjaan : GURU AGAMA ISLAM

2. Nama : RINI AGUSTINA, S.Pd
NIP :
Pekerjaan : GURU KELAS VI

Contoh Proposal PTK PAI



PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS
BELAJAR (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS IV PADA MATERI  SHALAT DAN RUKUN - RUKUN SHALAT
DI SDN 1 KALIORI  PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUDARNO
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali di bidang pendidikan dan pengajaran. Pemerintah dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah telah mengusahakan peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi. Di antaranya adalah penyempurnaan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984, kemudian disempurnakan lagi menjadi kurikulum 1994 dan seterusnya hingga saat ini muncul kurikulum 2006. Selain itu, dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan dengan ketetapan MPR No IV/MPR/1978, pada bagian agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dinyatakan antara lain:
Pendidikan sangat penting dan harus dimengerti oleh semua umat manusia terutama dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan  nasional:
“Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, disiplin , bekerja keras, tanggung jawab, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.”[1]
Dengan pembangunan manusia seutuhnya di Indonesia menghendaki keselarasan antar bangsa, serta keselarasan kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Hal ini kita dapat lihat dengan fenomena yang ada, apabila terlalu mementingkan kehidupan di dunia maka akan lupa kehidupan kita kelak yaitu kehidupan akhirat. Begitu juga sebaliknya, apabila kita terlalu mementingkan kehidupan akhirat yang akhirnya mengabaikan kehidupan dunia juga kurang baik. Dari itu perlu keseimbangan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat sesuai dengan harapan bangsa di dalam membangun dan menciptakan manusia seutuhnya.
Dalam peningkatan mutu pendidikan pemerintah selalu berusaha semaksimal mungkin untuk terbentuknya pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang mampu berperan dalam persaingan global di era masa kini. Salah satu bentuk konkrit usaha pemerintah tersebut dengan mengadakan penataran guru-guru bidang studi, pengadaan buku-buku paket, dan menambah sarana dan prasarana untuk kegiatan proses belajar mengajar. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, proses memberikan, bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.3 Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.[2]
SDN 1 Kaliori sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang diharapkan mampu menjadi seorang yang multidimensi yang berlandaskan agama. Usaha untuk seperti itu banyak dilakukan oleh lembaga terkait, seperti pemenuhan sarana prasarana, media pembelajaran dan guru yang profesional dengan harapan akan mampu menciptakan pengelolaan pembelajaran dengan baik, yang pada akhirnya akan menjadikan lembaga yang berkualitas.
Namun selain itu, banyak permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah. Seperti, rendahnya prestasi belajar siswa, malas belajar, dan tidak terlalu mementingkan sekolah, mereka lebih memilih bermain dari pada harus belajar. Permasalahan seperti itu rata-rata dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Hal itu yang kemudian menjadi tanggungjawab pihak sekolah dan guru untuk selalu memperbaiki keadaan tersebut, agar siswa mampu menjadi manusia yang berpengetahuan dan bermoral tinggi yang berlandaskan agama.
Jika diteliti, permasalahan-permasalahan tersebut muncul dari keseharian siswa di kelas. Di SDN 1 Kaliori  tempat penelitian ini banyak sekali ditemukan permasalahan. Seperti dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada pelajaran ini, siswa kurang antusias dan kurang peduli terhadap apa yang disampaikan guru, mereka lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar, bicara sendiri dengan teman di dekatnya. Hal itu tentu sangat mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Dalam kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya  ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas lembaga akan menjadi menurun, karena salah satu indikator keberhasilan lembaga adalah mampu mencetak lulusan yang baik, sesuai dengan yang diharapkan oleh lembaga tersebut.
Metode dalam proses belajar mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila guru dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan yang akan digunakan dalam mengajar.[3] Menurut Arifin, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam penyampaian materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, status materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.[4] Selain itu guru dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan guru tidak hanya menguasai secara teori tetapi guru dituntut memilih metode yang tepat untuk mengoperasionalkan dalam proses belajar mengajar dengan baik. Jadi guru dituntut untuk benar-benar mengetahui dan mengerti metode yang cocok dalam proses belajar mengajar, yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa. Dan akhirnya pendidikan bisa mencapai tujuan yang diinginkan serta mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam proses belajar mengajar metode demonstrasi mutlak digunakan, karena seorang guru tidak hanya mengandalkan informasi ilmu, tanpa hasil yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ada. Guru yang profesional akan menuntut suatu hubungan integral antara keselarasan materi dan praktek yang sudah dijelaskan oleh guru terhadap siswa. Guru akan mengetahui sejauh mana siswa bisa mempraktekkan atau mendemonstrasikan materi yang telah diberikan sehingga siswa dapat mengaplikasikan sikapnya dalam kehidupan.
Menurut Daradjat metode demonstrasi itu sendiri adalah metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Jadi metode demonstrasi, guru dan murid memperlihatkan kepada seluruh anggota  kelas tentang suatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.[5] Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa menyebar, yang berarti ada prestasi belajar siswa itu tinggi dan ada pula yang rendah. Dengan bervariasinya prestasi belajar siswa akan memotivasi guru untuk mengupayakan peningkatan prestasi belajar siswa dengan berbagai macam cara.
Pada peningkatan prestasi belajar siswa bukan hanya peran guru yang dibutuhkan tetapi siswa sendirilah yang dituntut peran aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya adalah penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran akan mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih menguasai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya aktifitas dari siswa yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu yakni memahami, mengaplikasikan, dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Pada kenyataannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD masih sebatas menyampaikan tentang keagamaan kepada siswa. Dengan penerapan metode demonstrasi dan resitasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa . Berdasarkan fenomena di atas sebagai gambaran problematika maka di sini penulis tertarik untuk mengangkat judul “PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV PADA MATERI  SHALAT DAN RUKUN - RUKUN SHALAT DI SDN 1 KALIORI  PURBALINGGA”.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut, peneliti menemukan suatu masalah yang perlu dibahas, yaitu: Bagaimana penerapan metode demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN 1 Kaliori  Purbalingga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka peneliti ini bertujuan untuk: Mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajarans Pendidikan Agama Islam kelas V Di SDN 1 Kaliori  Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dan penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Kaliori  Purbalingga.
Adapun secara detail kegunaan tersebut di antaranya :
1. Bagi siswa
Dengan penerapan metode demonstrasi dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) siswa dapat mengembangkan kreatifitas, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian dalam belajar di luar pengawasan guru.
2. Bagi guru
Penerapan metode ini dapat membantu para guru atau peneliti dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam agar para siswa memiliki semangat dalam mempraktekkan pelajaran Pendidikan Agama Islam dan meningkatkan prestasi belajar serta untuk lebih giat dalam belajar.
3. Lembaga sekolah
Penerapan metode ini, diharapkan dapat menjadi acuan untuk lembaga atau sekolah dalam kaitannya siswa untuk dapat menerapkan pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengembang kurikulum
Dalam penerapan metode ini diharapkan bagi pengembang kurikulum untuk lebih memberikan kebijakan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terutama yang berhubungan dengan praktek.
5. Khasanah ilmu
Dengan adanya metode ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menerapkan ajaran-ajaran Islam, khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam yang berhubungan dengan masyarakat dan bangsa Indonesia.
E. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Ini memuat pendahuluan yang berisi tentang latar berlakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Ini memuat kajian-kajian pustaka yang akan dibahas berupa topik-topik pembahasan.
BAB III : Ini merupakan metode Penelitian yang digunakan dalam  penelitian skripsi ini yang terdiri dari: (a). Pendekatan jenis penelitian (b). Lokasi penelitian (c). Kehadiran peneliti.(d). Sumber data (e). Metode pengumpulan data (f). Teknik Analisis data.(g). Langkah-langkah penelitian
BAB IV : Merupakan paparan hasil penelitian yang meliputi: (a). Latar belakang obyek (b). Paparan data.
BAB V : Paparan hasil penelitian
BAB VI Penutup yang meliputi: (a). Kesimpulan, (b). Saran


[1] UUSPN: undang-undang pendidikan nasional
[2] Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1984. hlm:29
[3] Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya, Usaha Nasional, 1983. hlm:79
[4] Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Askara 2006. hlm:25
[5] Daradjat, Zakiah, dkk. Op.Cit. hlm:296


PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
PENGERTIAN Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah penelitian tindakan (action research) (Sanjaya, hal. 24). Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial dan humaniora (Basrowi & Suwandi, hal. 24-25). Orang-orang yang bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang telah direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka penelitian tindakan tindakan ini disebut PTK.
TUJUAN PTK Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54).